Home » » Pilihan sulit : “ada disisi istri pas dia melahirkan atau tidak”

Pilihan sulit : “ada disisi istri pas dia melahirkan atau tidak”

Anak Pertama Saya

Pilihan sulit : “ada disisi istri pas dia melahirkan atau tidak”

Walaupun sekarang ana sudah punya anak satu dan mempunyai pengalaman menemani istri ketika melahirkan, tapi jujur sampai detik ini ana tidak bisa menjawab kalaw diajukan pertanyaan tersebut “ada disisi istri pas dia melahirkan atau tidak”.
Kenapa ana tidak bisa menjawanb karena ana belum mempunyai pengalaman tidak menemani istri ketika dia melahirkan, jadi tidak adil bila kemudian ana memilih salah satu opsi padahal ana ga punya pengalaman secara langsung untuk salah satu opsi.
Jadi dalam kesempatan ini ada cuma mau share mengenai apa yang ana rasakan di hati ini dari ketika istri hamil sampai ketika menemani istri waktu kelahiran anak kami
Jujur aja dari jauh jauh hari ana dah “cup” ama istri untuk tidak menemani dia ketika proses kelahiran anak kami dengan berjuta-juta (hiperbola dikit) dalih dan alasan karena untuk mengimbangi berjuta-juta sanggahan dari istri…..sementara cerita kita berdua mencapai kesepakatan semu bahwa ana ga menemani dia ketika proses kelahiran anak kami dengan alasan karena ana takut lihat darah dan hal itu telah terbukti dan tersaksikan secara langsung sama istri ana di beberapa kesempatan.
Tapi rencana tinggallah rencana, kenyataan di hari H nya tidak semulus yang ana rencanakan, karena pada detik detik akhir ana memutuskan untuk tetap disisi istri ana saat proses melahirkan anak kami, bukan karena adanya paksaan dari pihak istri atau orang tua ataupun mertua klw akhirnya saat itu  ana memutuskan untuk tetap disamping istri.
Semua itu cuma didorong oleh bisikan hati kecil ada sendiri yang bertanya “apakau kamu tega meninggalkan istri dalam kondisi kepayahan begitu padahal saat kamu ucapkan akad nikah hakekatnya kamu berjanji kepadanya untuk menjadi imam bagi dirinya yang salah satu tanggung jawabnya adalah untuk selalu menjaga dan berada disisinya dalam keadaan senang atau susah”
Sebuah bisikan hati yang muncul karena pada saat itu istri merasakan sakit dari subuh dan baru mau memasuki proses persalinan di malam hari, sebuah bisikan hati yang akhirnya melahirkan ketetapan hati untuk tetap di sisi istri,,,,,,
Tapi kalau mau jujur ada persekian menit ketetapan hati tersebut begitu ana sesali dan caci maki, karena bullshit klw orang bilang momen pertama menyaksikan proses persalinan adalah begitu penuh keajaiban dan kebesarna Alloh, entah kalaw orang lain bagi ana persekian menit pertama menyaksikan istri melewati proses persalinan yang tergambar cuma pristiwa yang begitu mengerikan ,,,begitu begitu mengerikan sehingga jujur saat itu sampai terlintas di benak ana untuk CUKUP 1 ORANG AJA ANAK ANA..
Tapi semua gambaran mengerikan  itu hilang entah kemana sesaat ana saksikan sosok mungil anak kami yang begitu terlihat ringkih tapi memiliki suara tangis yang begitu lantang. dan semua bayangan mengerikan itu tambah hilang saat menyaksikan momen istri dengan senyum yang penuh sayang dan kebanggaan sat menyusui anak kami untuk pertama kalinya.
Setelah melewati momen tersebut proses persalinan tidak lagi tergambar sebagai momen yang begitu mengerikan akan tetapi menjadi sebuah momen yang begitu penuh mukzijat
Sebuah momen yang bisa mentasbihkan bahwa memang benar perkataan bahwa “surga itu di telapak kaki ibu” karena proses persalinan bagai sebuah proses melewati sebuah jembatan yang menghubungkan antar kematian dan kehidupan, dimana bila dia gagal melewati jembatan tersebut bukan cuma nyawa sang jabang bayi yang terancam tapi juga nyawa si ibu
Tapi tetap saat sobat bertanya “pilih ada disisi istri pas dia melahirkan atau tidak” maka saya akan tetap tidak bisa memilih salah satunya karena saya belum mengalami pengalaman pribati ketika  tidak menemani istri ketika melewati proses persalinan tapi bila sebat bertanya apakah yang ana rasakan dengan menemani istri saat melewati proses persalinan, maka ana akan berujar
Kita akan lebih menghargai sosok wanita
kita akan lebih menghargai sosok seorang ibu
dan kita akan lebih menghargai sosok seorang istri

0 Comments:

Post a Comment