Makalah Biologi Tentang Lele Sangkuriang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Ikan lele sangkuriang (Clarias
gariepinus) merupakan jenis ikan konsumsi yang memiliki prospek menjanjikan dan
mulai merebut perhatian pelaku usaha budidaya. Ikan lele sangkuriang memiliki
kelebihan yaitu panen yang cepat, hasil produksi lebih tinggi, lebih tahan
terhadap penyakit, sangat mudah dibudidayakan dan teknik pemeliharaannya yang
sederhana (Nasrudin, 2010). Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
(2010) dalam Hermawan (2012), produksi ikan lele dumbo di Indonesia pada tahun
2005 sebesar 69.386 ton, tahun 2006 sebesar 77.332 ton, tahun 2007 sebesar
91.735 ton, tahun 2008 sebesar 114.317 ton, tahun 2009 sebesar 144.317 ton, dan
pada tahun 2010 sebesar 273.554 ton.
Kualitas lele sangkuriang antara lain kemampuan produksi yang tinggi, masa panen lebih cepat,
lebih tahan terhadap penyakit, kemampuan bertelur dan dayatetas telur yang
tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi ikan di kolam yaitu dengan
perbaikan metode budidaya ikan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang
memungkinkan ikan mempunyai daya tahan hidup yang tinggi dan dapat tumbuh
dengan baik
Di dalam pemenuhan benih ikan
lele kiranya perlu dilaksanakan usaha pemijahan. Salah satu kegiatan
yang dapat dilakukan adalah dengan cara pemijahan lele (Clarias sp)
secara Induced breeding atau pun streeping.
1.2 TUJUAN
Tujuan dalam
UJIAN KOMPETENSI:
1.
siswa dapat mengetahui perbedaan
antara ikan jantan dan betina melalui pengamatan pada seks primer dan sekunder
ikan.
2.
Untuk memenuhi syarat kelulusan.
3.
Untuk dapat mengenali induk ikan
yang siap memijah.
4.
Untuk dapat mengetahui cara
penyuntikan ikan.
5.
Untuk dapat mengetahui teknik
stripping.
6.
Untuk dapat mengetahui teknik
pencampuran telur dan sperma.
7.
Untuk mampu membedakan antara bentuk
telur yang terbuahi dan tidak terbuahi
8.
Mengetahui perkembangan telur sejak
fertilisasi hingga penetasan telur.
BAB II
KAJIAN
TEORI
2.1 Cara Pemijahan Lele Sangkuriang Buatan
Dalam
usaha budidaya atau beternak lele, proses pemijahan adalah proses penting untuk
menghasilkan bibit lele yang baik. Proses pemijahan lele kini telah berkembang
dengan cara pemijahan lele secara buatan (Induced Breeding). Berikut adalah
proses dalam pemijahan buatan pada lele sangkuriang.
2.2 Pemilihan Indukan
Umur induk betina lele sangkuriang siap
dipijahkan berumur > 1 tahun, massa (0,7 – 1) kg dengan panjang standar (25
– 30) cm, sedangkan induk jantan antara lain yaitu berumur > 1 tahun, massa
(0,5 – 0,75) kg, dengan panjang standar (30 – 35) cm. Induk betina yang sudah
matang gonad, secara fisik ditandai dengan perut yang membesar dan lembek,
tonjolan alat kelamin membulat dengan warna merah keungu-unguan dan tampak
membesar, bila dilihat secara kasat mata warna telur terlihat hijau tua bening
atau coklat kehijau-hijauan, tulang kepala agak meruncing, gerakannya lamban.
Sedangkan induk jantan ditandai dengan warna tubuh yang lebih mencolok dari
betina yaitu terlihat kemerah-merahan pada bagian sirip punggung (dorsal),
dengan bentuk genital yang meruncing dan memanjang melebihi ujung sirip anal
yang letaknya berdekatan dengan anus, tulang kepala lebih mendatar (pipih)
dibanding induk betina, perut tetap ramping dan gerakannya yang lincah. Jika
diurut secara perlahan pada bagian kelaminnya, akan mengeluarkan cairan putih
susu yang kental, cairan itulah yang dinamakan sperma.
Gambar2.1 induk jantan dan betiana
matang gonad
Lele
sangkuriang mulai dapat dijadikan induk pada umur (8 – 9) bulan dengan massa
minimal 500 gram. Telur akan menetas dalam tempo 24 jam setelah memijah dengan kemampuan
memijah sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Tanda-tanda induk jantan yang
telah siap memijah diantaranya alat kelamin tampak jelas (meruncing), perutnya
tampak ramping, jika perut diurut akan keluar spermanya, tulang kepala agak
mendatar dibanding dengan betinanya, jika warna dasar badannya hitam (gelap),
warna itu menjadi lebih gelap lagi dari biasanya. Sedangkan untuk induk betina
alat kelaminnya bentuknya bulat dan kemerahan, lubangnya agak membesar, tulang
kepala agak cembung, gerakannya lamban, warna badannya lebih cerah dari
biasanya.
2.3 Penyuntikan Hormon
Pemijahan buatan menggunakan induk
jantan dan betina dengan perbandingan 1 : 3 (1 induk jantan, 3 induk betina).
Pemijahan buatan dilakukan dengan penyuntikan hormon perangsang (ovaprim) yang
bertujuan untuk mempercepat proses ovulasi pada induk betina. Dosis hormon
ovaprim yang digunakan adalah 0,2 ml/kg induk ikan yang diencerkan dengan
menambahkan larutan Sodium Chloride 0,9% untuk seluruh jumlah induk ikan.
Metode pemijahan dengan cara induce breeding. bila menggunakan ovaprim dosisnya
0,3 ml/kg induk; streeping, induk jantan dan induk betina pada pemijahan ini
harus dipisahkan. Setelah (10-12) jam dari penyuntikan, induk betina siap
di-streeping.
Gambar2.2 penyuntikan
induk betina
Waktu antara penyuntikan dengan ovulasi yaitu
(08– 12) jam tergantung suhu inkubasi induk (suhu selama praktek 23 derajat
Celcius). Penyuntikan dilakukan pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB
sehingga proses pengeluaran telur (streeping) dapat dilakukan pada pagi hari
sekitar pukul 08.00 WIB hal ini bertujuan agar hasil streeping yang dihasilkan
dapat maksimal, karena suhu air pada pagi hari relatif stabil sehingga tingkat
stress yang ditimbulkan pada induk relatif kecil dan untuk mempermudah
mengamati ovulasi. Penyuntikan dilakukan 1 kali secara intramuskular, yaitu
penyuntikan pada bagian otot punggung induk lele sangkuriang.
2.4 Streeping dan Pembuahan
Pada selang waktu (10–12) jam setelah
penyuntikan dilakukan pemeriksaan terhadap induk betina dan dinyatakan ovulasi.
Setelah itu, segera dilakukan penyediaan cairan sperma. Penyediaan cairan
sperma dilakukan dengan pengambilan kantong sperma dengan jalan pembenahan.
Induk jantan dibedah dengan menggunakan gunting dari arah genital ke arah
kepala, kemudian kantong sperma diambil dan dibersihkan dengan menggunakan
kertas tissu. Sperma dikeluarkan dengan cara menggunting kantong sperma pada
bagian sisinya, lalu diperas dan diencerkan dengan menggunakan larutan Sodium
Chloride 0,9%. Perbandingan yang digunakan yaitu 250 ml Sodium Chloride 0,9%
untuk sperma yang berasal dari 1 ekor induk jantan.
Setelah larutan sperma siap, dilakukan
pengeluaran telur dengan cara pengurutan. Pada bagian kepala dipegang dengan
menggunakan kain lap agar tidak licin, kemudian bagian perut diurut dari dada
ke arah genital secara perlahan-lahan (Streeping). Telur yang keluar ditampung
dalam wadah plastik yang bersih dan kering.
Gambar
2.3 pengurutan sperma jantan
Sperma yang telah tersedia dicampurkan
dengan telur dan diaduk menggunakan bulu ayam. Setelah teraduk merata tuangkan
air secukupnya kemudian digoyang-goyangkan lagi secara perlahan. Pemberian air
diperlukan untuk mengaktifkan sperma karena saat dalam larutan fisiologis
sperma belum aktif, membuka mikrofil pada telur ikan, dan untuk membersihkan
telur dari sisa-sisa sperma yang tidak aktif/mati.
Ovulasi adalah puncak dari kematangan
gonad, dimana telur yang telah masak harus dikeluarkan dengan cara dipijit pada
bagian perut (streeping). Induk jantan diambil spermanya melalui pembedahan.
Pencampuran telur dan sperma dilakukan dengan menggunakan bulu ayam sampai
sperma dan telur tercampur merata. Untuk meningkatkan pembuahan, maka telur dan
sperma dapat ditambahkan dengan garam dapur sebanyak 4000 ppm sambil diaduk dan
ditambahkan air sedikit demi sedikit. Setelah tercampur kemudian dilakukan
pembersihan dengan penggantian air sebanyak (2-3) kali. Telur yang dibuahi akan
mengalami pengembangan dengan ukuran telur yang terlihat lebih besar dan
berwarna hijau tua, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih.
Gambar 2.4 pengurutan
telurdan pencapuaran telur dengansperma
2.5 Penetasan Telur
Penetasan telur dilakukan pada hapa atau
pada aqurium berukuran (2x1x0,2) m yang dipasang pada bak persegi panjang
berukuran (4x2x0,8) m yang sebelumnya telah diisi air setinggi 50 cm. Kemudian
hapa diberi pemberat berupa besi behel ukuran 5 mm, berbentuk persegi panjang
seperti dasar hapa. Hapa penetasan dialiri air secara terus menerus dengan
debit air 40 ml/detik, selain itu juga bak penetasan diberi aerasi sebagai
penyuplai oksigen.
Sebelum telur ditebar, terlebih dahulu
dilakukan pencucian telur dari sisa sperma. Telur ditebar secara merata di
dalam 4 hapa dengan padat tebar sekitar 156.818 butir/hapa dan menetas sekitar
(30–36) jam setelah pembuahan pada suhu (23–24) derajat Celcius.
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
- Aquarium
- Kolam terpal
- Mangkok/Baskom
- Gunting
- Timbangan Mikro
- Bulu Ayam
- Kakaban / Atau Bisa juga pakai
nampan
- Spuid (Suntikan) 10 ml.
- Timbangan 10 kg
- Gelas beker
- Gelas ukur
- Sarung tangan
- Ember
- Serokan Induk
- Lap/Handuk
b. Bahan
- Ovaprim
- Aquades / Aqua Gelas. (tapi
yang bagus di pakai aquades)
- Induk Jantan
- induk Betina
- Larutan NaCl (Natrium Clorida/
Larutan Infus)
3.2 Cara Kerja
- Siapkan Alat dan Bahan yang
diperlukan terlebih dahulu
- Lakukan pemilihan induk sesuai
dengan kriteria
- Setelah induk terpilih lakukan
penimbangan ( tujuannya agar mudah menentukan dosis Hormone yang akan
digunakan.
- Setelah ditimbang lakukan
perhitungan dosis hormon yang akan disuntikan, dengan dosis Ovaprim 0.5ml/Kg. dan Aquades 1ml/kg.
aquades fungsinya mengencerkan ovaprim.
setelah dosis didapat lakukan penyuntikan induk jantan dan betina disuntik sesuai dengan dosis. letak posisi penyuntikan di bagian punggung dengan kemiringan 45derajat. usahakan larutan ovaprim yang ada di spuid tidak ada gelembungnnya. penyuntikan dilakukan bisa malam hari atau pagi hari jam 05.00. sebaiknya lakukan penyuntikan pada pagi hari tujuannya pada waktu streeping bisa dilakukan pada siang hari. - Setelah disuntik masukkan induk
tersebut ke kolam terpal secara terpisah antara induk jantan dan betina
dan biarkan selama kurang lebih 8 - 10 jam.
sekitar 8 jam induk di cek tingkat ovulasinya. apabila di dasar ember terlihat ada telur berarti induk siap di streeping (di urut) untuk mengeluarkan telur. apabila 8 jam masih belum terlihat adanya telur di dasar ember bisa dilakukan pengurutan ke arah anus kalau keluarnya lancar berarti sudah siap.
setelah betina siap - Lakukan pengurutan induk jantan
untuk di ambil spermanya, selanjutnya sperma di campur de mengngan gunakan
NaCL.
- Ambil induk betina Lakukan
Proses Streeping Untuk dikeluarkan telurnya tampung pada mangkok atau
baskom. untuk memegang induk agar diam pakai handuk setengah kering.
lakukan pengurutan sampai telur habis. ( catatan apabila pengurutan tidak
lancar jangan dipaksakan itu bisa mengakibatkan keluar darah. )
- Setelah telur siap dibuahi
sperma. masukan Sperma yang ada pada mangkok tadi kepada mangkok atau
baskom yang sudah berisi telur. aduk hingga rata menggunakan bulu ayam
secara perlahan.
setelah merata telur di tebar di bak/ aquarium yang sudah berisi kakaban atau jenis lainnya yang bisa dipakai untuk menempel telur. untuk penebaran telur jangan sampai menumpuk kalau menumpuk dapat menghambat proses penetasan. - Telur akan menetas selam 24 jam
- 30 jam tergantung pada suhu air.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Tabel 1. Bobot ikan yang didapatkan dari seleksi
induk adalah sebagai berikut :
Induk
|
Berat Betina
|
Berat Jantan
|
1
|
900 gr
|
1 kg
|
Dari hasil pemijahan dengan bobot
induk di atas di dapatkan pakunditas telur seagai berikut :
Table 2. fakunditas
telur.
No
|
Berat cawan petri
|
Berat telur
|
Fakunditas
|
1.
|
44.2 gr
|
14.6 gr
|
9.733. butir
|
4.2 PEMBAHASAN
v Perbedaan
antara induk jantan dan betina
a. Ciri-ciri
induk lele Betina
- Lihat dari alat kelamin
warnanya kemerahan dan tampak agak membesar. Bagian perut tampak membesar
ke arah anus, jika diraba terasa lembekJika bagian perut secara perlahan
diurut ke arah anus, akan keluar beberapa butir telur berwarna
kekuningkuningan berukuran relatif besar. Tapi jangan terlalu keras
mengurutnya kasihan nanti indukannya.
- Dilihat dari pergerakannya agak
lambat dan tidak terlalu agresif
b. Ciri-Ciri
Induk Jantan
- Alat kelamin tampak jelas dan lebih runcing di
ujungnya kelihatan warnanya kemerahan
- Apabila di urut akan keluar cairan putih kental
seperti (ingus)
- Warna tubuh agak kemerahmerahan
- Tubuh ramping, gerakannya lincah.
v
Teknik penyuntikan ovaprim
Teknik penyuntikan
dengan arah jarum suntik membuat sudut 600 dari ekor bagian belakang dan jarum
dimasukkan sedalam kurang lebih 1,5 cm. Hal ini ditujukkan supaya ovaprim benar
– benar masuk ke bagian organ target. Pada saat dilakukan penyuntikan sebaiknya
ikan dibungkus dengan jarring agar tidak lepas. Pada ikan yang lebih besar
biasanya penyuntikkan dilakukan lebih dari satu orang, yakni orang pertama
memegang ekor dan kepala, sedangkan orang yang lainnya menyuntikkan hormon
ovaprim. Santoso (1997) menambahkan penyuntikan disarankan mengarah ke bagian
depan (arah kepala) ikan, agar tidak mengenai organ bagian pencernaan dan
tulang ikan. Apabila mengenai organ tersebut maka proses penyuntikkan tidak
akan memacu kelenjar hipofisa untuk mengeluarkan hormon GnRH dalam proses
pemijahan (tidak terjadinya proses pemijahan).
Teknik penyuntikan
hormon pada ikan yang baik adalah secara intra muscular yaitu pada 5 sisik ke
belakang dan 2 sisik ke bawah bagian sirip punggung ikan.
Adapun tahapan
penyuntikkan hormon adalah sebagai berikut:
a.
Siapkan alat suntik dan hormon Ovaprim untuk
disuntikkan. Gunakan injeksi spuit yang sudah dibersihkan dengan air panas atau
gunakan alat injeksi yang baru.
b.
Timbang
induk ikan lele (jantan dan betina) dan tentukan dosis Ovaprim.
-
Induk
yang beratnya ± 1 kg, dosis hormon Ovaprim 0,3-0,5 ml. Bila beratnya 0,5 kg
maka dosis yang diperlukan setengah nya, yakni 0,15 - 0,25 ml (sesuai petunjuk
pada wadah hormon tersebut).
-
Sedot dengan alat injeksi spuit sebanyak
hormon yang diperlukan, misalnya 0,5 ml. mengencerkannya. Setelah disuntik,
ikan jantan dan betina dimasukkan ke dalam bak pemijahan.
v
Cara
Penyuntikan
Usahakan posisi botol dan injeksi spuit tegak lurus, botol berada di atas. Setelah itu, sedot lagi dengan injeksi spuit yang sama akuades sebanyak 0,5 ml juga untuk
Usahakan posisi botol dan injeksi spuit tegak lurus, botol berada di atas. Setelah itu, sedot lagi dengan injeksi spuit yang sama akuades sebanyak 0,5 ml juga untuk
·
Tangkap
induk lele dengan menggunakan seser induk. Kemudian seorang membantu memegang
induk lele yang hendak disuntik (ikan betina terlebih dahulu) dengan
menggunakan kain untuk menutup dan memegang kepala ikan dan memegang pangkal
ekornya.
·
Kemudian
suntikkan hormon yang sudah disiapkan tadi ke dalam daging lele di bagian
punggung, setengah dosis di sebelah kiri dan setengah dosis disebelah kanan
dengan kemiringan jarum sunik 40 – 45º. Kedalaman jarum suntik ± 1 cm dan
disesuaikan dengan besar kecilnya tubuh ikan.
·
Lakukan
penyuntikan secara hati-hati. Setelah obat didorong masuk, jarum dicabut lalu
bekas suntikkan ditekan/ditutup dangan jari telunjuk beberapa saat agar obat
tidak keluar.
v Streeping dan
pencampuran telur dengan sperma
·
Siapkan Alat dan Bahan yang
diperlukan terlebih dahulu
·
Lakukan pemilihan induk sesuai
dengan kriteria
·
Setelah induk terpilih lakukan
penimbangan ( tujuannya agar mudah menentukan dosis Hormone yang akan digunakan).
·
Setelah ditimbang lakukan
perhitungan dosis hormon yang akan disuntikan, (saya biasa pakai dosis. Ovaprim
0.3ml/Kg. dan Aquades 1ml/kg. aquades fungsinya mengencerkan ovaprim.
setelah dosis didapat lakukan penyuntikan induk jantan dan betina disuntik sesuai dengan dosis. letak posisi penyuntikan di bagian punggung dengan kemiringan 45derajat. usahakan larutan ovaprim yang ada di spuid tidak ada gelembungnnya. penyuntikan dilakukan bisa malam hari atau pagi hari jam 05.00. sebaiknya lakukan penyuntikan pada pagi hari tujuannya pada waktu streeping bisa dilakukan pada siang hari.
setelah dosis didapat lakukan penyuntikan induk jantan dan betina disuntik sesuai dengan dosis. letak posisi penyuntikan di bagian punggung dengan kemiringan 45derajat. usahakan larutan ovaprim yang ada di spuid tidak ada gelembungnnya. penyuntikan dilakukan bisa malam hari atau pagi hari jam 05.00. sebaiknya lakukan penyuntikan pada pagi hari tujuannya pada waktu streeping bisa dilakukan pada siang hari.
·
Setelah disuntik masukkan induk
tersebut ke ember secara terpisah antara induk jantan dan betina dan biarkan
selama kurang lebih 810 jam.
sekitar 8 jam induk di cek tingkat ovulasinya. apabila di dasar ember terlihat ada telur berarti induk siap di streeping (di urut) untuk mengeluarkan telur. apabila 8 jam masih belum terlihat adanya telur di dasar ember bisa dilakukan pengurutan ke arah anus kalau keluarnya lancar berarti sudah siap.
setelah betina siap
sekitar 8 jam induk di cek tingkat ovulasinya. apabila di dasar ember terlihat ada telur berarti induk siap di streeping (di urut) untuk mengeluarkan telur. apabila 8 jam masih belum terlihat adanya telur di dasar ember bisa dilakukan pengurutan ke arah anus kalau keluarnya lancar berarti sudah siap.
setelah betina siap
·
Lakukan pembedahan induk jantan
untuk di ambil spermanya, selanjutnya sperma dicuci dari darah menggunakan
NaCL. lalu di lap menggunakan tissue.
lakukan pengguntingan atau dicacah lalu tampung di mangkok sambil di encerkan menggunakan NaCL 100ml. (catatan Tangan basuh terlebih dahulu dengan larutan NaCL supaya steril dari air. mangkok juga harus kering jangan ada air.)
lakukan pengguntingan atau dicacah lalu tampung di mangkok sambil di encerkan menggunakan NaCL 100ml. (catatan Tangan basuh terlebih dahulu dengan larutan NaCL supaya steril dari air. mangkok juga harus kering jangan ada air.)
·
Ambil induk betina Lakukan Proses
Streeping Untuk dikeluarkan telurnya tampung pada mangkok atau baskom. untuk
memegang induk agar diam pakai handuk setengah kering. lakukan pengurutan
sampai telur habis. ( catatan apabila pengurutan tidak lancar jangan dipaksakan
itu bisa mengakibatkan keluar darah. )
·
Setelah telur siap dibuahi sperma.
masukan Sperma yang ada pada mangkok tadi kepada mang dipakai untuk menempel
telur. untuk penebaran telur jangan sampai menumpuk kalau menumpuk dapat
menghambat proses penetasan.
·
Telur kok atau baskom yang sudah
berisi telur. aduk hingga rata menggunakan bulu ayam secara perlahan.
setelah merata telur di tebar di bak/ aquarium yang sudah berisi kakaban atau jenis lainnya yang bisa akan menetas selam 24 jam30 jam tergantung pada suhu air.
setelah merata telur di tebar di bak/ aquarium yang sudah berisi kakaban atau jenis lainnya yang bisa akan menetas selam 24 jam30 jam tergantung pada suhu air.
Dari tabel hasil pengurutan yang
telah dilakukan maka didapat berat telur 14.6 gram dengan fakunditas 9.733
butir. Cara menghitung nya yaitu berat cawan petri dikurang dengan .berat telur
maka didapatkan berat telurnya 14.6 gram.
Cara menghitung :
-
Berat telur ditimbang dalam cawan
petri 58.8 gram
-
Berat cawan petri kosong 44.2
Maka :
58.8
– 44.2 = 14.6
14.6
: 0.15 = 97.33333
97.33333
× 100 = 9,733.333 butir
v
Penebaran dan penetasan telur
Telur yang sudah bersih dimasukan kedalam akuarium berukuran 60 x
40 x 45 cm dan sudah diisi air sedalam 30 cm. Cara menebar, telur diambil
dengan bulu ayam, lalu ditebarkan ke seluruh permukaan akuarium sampai merata.
Dalam 2 – 3 hari telur akan menetas dan larvanya dibiarkan selama 4 – 5 hari
atau sampai berwarna hitam.
Gambar . Penebaran Telur Dalam Akuarium
Tabel 3. Hasil produksi pemijahan ikan lele
sangkuriang adalah sebagai berikut :
No.
|
Parameter Reproduksi
|
Jumlah
|
1.
|
Fekunditas telur
|
9,7333.333 butir
|
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari
hasil laporan ujian kompetensi yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
·
Ciri – ciri induk
jantan dan betina matang gonad
Induk
jantan :
o
Dengan
warna tubuh yang lebih mencolok dari betina yaitu terlihat kemerah-merahan pada
bagian sirip punggung (dorsal),
o
Bentuk
genital yang meruncing dan memanjang melebihi ujung sirip anal yang letaknya
berdekatan dengan anus, tulang kepala lebih mendatar (pipih) dibanding induk
betina, perut tetap ramping dan gerakannya yang lincah.
o
Jika
diurut secara perlahan pada bagian kelaminnya, akan mengeluarkan cairan putih
susu yang kental, cairan itulah yang dinamakan sperma.
·
Ciri
– cirri induk betina :
o
Induk
betina yang sudah matang gonad, secara fisik ditandai dengan perut yang
membesar dan lembek
o
Tonjolan
alat kelamin membulat dengan warna merah keungu-unguan dan tampak membesar
o
Bila
dilihat secara kasat mata warna telur terlihat hijau tua bening atau coklat
kehijau-hijauan
o
Tulang
kepala agak meruncing, gerakannya lamban.
·
Pemijhan
secara streeping
o
Setelah
induk diseleksi kemudian dilakukan penyuntikan pada induk betina dan induk
jantan dengan dosis 0.5 ml/kg.
o
Kemudian
didiamkan selama 8 – 10 jam, baru dilakukan pengurutan tlur dan sperma.
o
Sperma
yang yang telah di urut di campurkan dengan NaCl.
o
Telur
yang telah diurut kemudian di timbang untuk mengetahui fakunditasnya.
o
Kemudian
telur dan sperma di campurkan ke dalam baskom kemudian di cuci dengan aquades
atau air mineral.
o
Kemudian
telur di tebar di aquarium.
5.2. SARAN
o
Agar aktivitas kegiatan pembudidayaan ikan
menjadi semakin maju perlu diadakan ahli teknologi mengenai budidaya ikan yang baik.
o Pengelolaan kualitas air sebaiknya tetap
di kontrol dan dilkukan pembersihan kolam terpal induk untuk menjaga kesehatan ikan lele
sangkuriang.
o
Dalam
pemijahan ikan lele, induk harus ditangani secara hati – hati agar induk yang
hendak dipijahkan tidak mengalami stres sehingga kegagalan dapat dihindari.
o
Usahakan alat suntik yang digunakan untuk induk
benar – benar steril. Selain itu, dosis penyuntikan yang digunakan harus sesuai
dengan dosis yang telah ditentukan.
o
Diharapkan
pada siswa – siswi selanjutnya memiliki inisiatif sendiri dalam melakukan suatu
hal atau kegiatan yang berhubungan dengan pemijahan dan tidaklah lupa selalu
bertanya dengan pembimbina atau guru pembimbing.
,
TINJAUAN PUSTAKA
Htt/hpp.www.Peternakan
Ikan .com. Sumantadinata, Komar. 198 .
S. Rachmatun Suyanto, 2006. Budidaya Ikan Lele. Jakarta
: Penebar Swadaya.
http://komunitas-lelesangkuriang.blogspot.co.id/2014/01/langkah-langkah-pemijahan-buatan-dengan-cara-streeping-pengurutan.html
0 Comments:
Post a Comment