Home » » CARA-CARA AL-QUR’AN DIWAHYUKAN

CARA-CARA AL-QUR’AN DIWAHYUKAN

CARA-CARA AL-QUR’AN DIWAHYUKAN

CARA-CARA AL-QUR’AN DIWAHYUKAN

“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu di Sidratulmuntaha.” (Q.S. An Najm, 53:13-14)
N
abi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah melalui Malaikat Jibril. Terkadang, Malaikat Jibril memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya begitu saja (baca Q.S. Asy Syuura, 42:51).
Terkadang pula, Malaikat Jibril menampakkan dirinya beruapa seorang laki-laki yang menyampaikan wahyu kepadanya hingga beliau hapal benar akan kata-kata itu. Di lain waktu, Malaikat Jibril menampakkan wujudnya yang asli. Namun, yang paling berat dirasakan Nabi Muhammad adalah saat wahyu datang dengan ditandai gemerincing lonceng. Pada saat wahyu diturunkan, dahi beliau bercucuran keringat. Tubuhnya seperti terserang demam. Begitu beratnya wahyu itu sampai-sampai jika beliau sedang dalam perjalanan, unta yang dikendarainya terpaksa berhenti untuk sementara, seolah merasakan bebang yang amat berat. Barulah setelah wahyu usai diturunkan, beliau tampak kembali seperti biasa.
TAHUKAH KAMU ?
Setelah sepuluh kali menerima wahyu yang diawali dengan Q.S. Al ‘Alaq, Al Qalam, Al Muddatsir, Al Muzzamil, Al Masad, At Takwir, Al A’laa, Alam Nasyrah, Al ‘Ashr, dan Al Fajr, tiba-tiba wahyu terputus kehadirannya. Sekian lama Nabi Muhammad SAW menanti, tetapi pembawa wahyu itu tak kunjung tiba. Begitu gelisahnya Nabi sampai-sampai beliau nyaris putus asa. Apalagi, orang-orang musyrik mengejeknya dengan berkata, “Tuhan telah meninggalkan dan membenci Muhammad!” Namun Allah SWT tak berkenan melihat utusan-Nya disiksa kegelisahan terus-menerus. Diturunkan-Nya wahyu kesebelas, yaitu Q.S. Adh Dhuha sebagai jawaban atas ejekan kaum musyrik. “Demi adh dhuha, dan malam ketika hening. Tuhanmu tidak meninggalkan kamu dan tidak pula membencimu.” (Q.S. Adh Dhuha, 93:1-3)

0 Comments:

Post a Comment